Blogger Jateng

Sifat Fisik dan Kimia Air Laut

Air laut merupakan adonan antara berbagai garam dan air. Sebagian besar air di laut berasal dari kondensasi permulaan ketika Bumi mulai terbentuk dan mendingin. Air ini dilepaskan dari litosfer saat kerak Bumi mengeras. P

enambahan massa air maritim juga terjadi karena aktivitas vulkanisme dan tektonisme. Beberapa ilmuwan mengira bahwa komet yang masuk ke Bumi memiliki potensi menjadi sumber air di lautan. Baca juga: Unsur cuaca dan iklim
Sebagian besar bagian kimia terlarut yang ditemukan di laut berasal dari semua daratan di Bumi. Bahan kimia ini dihasilkan dari batuan di benua yang melapuk lalu dibawa ke bahari oleh pemikiran sungai. 

Seiring waktu, fokus bahan kimia ini meningkat sampai meraih titik kesetimbangan. Kesetimbangan ini terjadi dikala air di lautan tidak bisa melarutkan apapun lagi. 

Kemiripan antara fosil hewan bahari purba dan organisme yang hidup dikala ini mengindikasikan komposisi air laut berhenti berubah drastis 600 juta tahun lalu.
Hanya enam bagian dan senyawa yang menyusun 99% air laut yaitu klorin (Cl-), natrium (Na +), sulfur (SO4-2), magnesium (Mg + 2), kalsium (Ca + 2), dan kalium (K +). Kelimpahan semua unsur garam-garaman di laut yakni konstan. Hanya masukkan air dari darat dan evaporasi yang menjadikan sedikit perbedaan kadar garam di maritim.
Air laut merupakan campuran antara berbagai garam dan air Sifat Fisik dan Kimia Air Laut
Susunan Kimia Air Laut
Ion klorin menyusun 55% garam  air bahari. Perhitungan salinitas air bahari dinilai dari  kepingan per 1000 ion klorin yang ada dalam satu kilogram air maritim. Biasanya, air maritim mempunyai salinitas 35 pecahan per seribu (part per thousand). Baca juga: Klasifikasi iklim Oldeman
Air adalah satu dari sedikit zat di Bumi yang bisa berubah dalam 3 wujud. Pada suhu 0 derajat Celcius, air akan bermetamorfosis es dan punya kerapatan sekitar 917 kg per meter kubik. 

Air dalam wujud cair pada suhu sama akan memiliki kepadatan hampir 1.000 kg per meter kubik. Kepadatan air bahari umumnya berkembangseiring penurunan suhu, meningkatnya salinitas dan kedalaman air bahari.  

Kepadatan air maritim di permukaan laut bermacam-macam dari 1.020 - 1.029 kg per meter kubik. Kepadatan tertinggi ada di dasar laut alasannya adalah terbebani air maritim di permukaan. Di penggalan terdalam samudera, kerapatan air laut mampu mencapai 1.050 kg per meter kubik.
Air bahari membeku pada suhu yang sedikit lebih hambar dari air tawar ialah 0,0 derajat Celcius. Suhu air beku juga beragam dengan konsentrasi garam. Semakin banyak garam maka suhu akan kian masbodoh. Pada level salintas 35 ppt, air maritim membeku di suhu -1,9 derajat C. Baca juga: Contoh soal HOTS geografi dan jawabannya
Es di bahari lazimnya mengandung garam lebih sedikit daripada air bahari. Sebagian besar garam yang ditemukan di air bahari cair dipaksa keluar saat pembekuan terjadi. 

Alasannya adalah molekul garam tidak sesuai dengan molekul air beku yang teratur. Karena perbedaan densitas antara es dan air maritim maka es mengapung  di permukaan bahari.
Air laut juga mengandung sejumlah kecil gas terlarut. Banyak gas ini disertakan ke air maritim dari atmosfer lewat pengadukan konstan permukaan laut oleh angin dan ombak. Konsentrasi gas yang dilarutkan dalam air bahari dari atmosfer ditentukan oleh suhu dan salinitas. 

Meningkatnya suhu dan salinitas meminimalisir jumlah gas yang larut dalam air bahari. Beberapa gas atmosfer penting yang didapatkan di air bahari meliputi: nitrogen, oksigen, karbondioksida, argon, helium dan neon. 

Dibandingkan dengan gas atmosfer lain, jumlah karbondioksida yang dilarutkan dalam air laut jenuh sangat besar. 
Beberapa gas yang ditemukan di dalam air bahari juga terlibat dalam proses organik dan anorganik samudera yang secara tidak pribadi terkait dengan atmosfer. 

Misalnya, oksigen dan karbon dioksida bisa dihasilkan atau dikuras temporal oleh proses semacam itu ke banyak sekali konsentrasi di lokasi tertentu dalam lautan. Baca juga: Pembahasan SBMPTN Geografi 2016

Gambar: wikimedia, physicalgeography.net