Seri Reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik adalah dua tata cara untuk menerangkan bagaimana batuan beku terbentuk. Jadi batuan beku terbentuk lewat beberapa seri reaksi yang berantai.
Di postingan ini kita akan membahas ihwal reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik yang merupakan dua model prediksi tentang bagaimana batuan beku mampu terbentuk. Kita pasti ingat bahwa batuan berasal dari pendinginan atau kristalisasi magma yang disebut batuan beku.
Seri Reaksi Bowen Jadi, siapa Bowen dan mengapa orang yang jago batuan beku mengetahui nama tersebut?. Norman Bowen terkenal di golongan Geologi alasannya beberapa eksperimen yang dilakukannya pada tahun 1920 an dan 30an.
Melalui eksperimennya, ia menemukan bahwa mineral mengkristal secara bertentangan dikala mereka mendingin. Hasil penelitiannya menunjukkan kita pemahaman tentang seri reaksi Bowen yang ialah rangkaian kristalisasi magma saat pendinginan terjadi.
Discontinuous Series Saat Bowen menggali pemahamannya tentang proses kristalisasi, ia menyadari bahwa ada dua urutan yang dapat terjadi pada sebuah mineral. Ini disebut seri kontinyu dan seri tidak kontinyu.
Dalam gambar di bawah terlihat, seri terputus-putus ada di sebelah kiri dan mengandung mineral yang tinggi kadar besi dan magnesium. Kita juga bisa mengenali bahwa rangkaian reaksi ini berkembang selama penurunan suhu.
Diagram Bowen Lihat gambar di atas, dikala mengikuti cabang di sebelah kiri, kita melihat bahwa pada suhu yang sungguh tinggi, olivin ialah mineral pertama yang terbentuk. Dengan kata lain, mineral olivin tinggi yang kadar besi dan magnesium cenderung membeku pada suhu yang sangat tinggi.
Kemudian dikala magma mulai mendingin, beberapa olivin menjadi piroksen. Seiring pertumbuhan dalam urutan pendinginan, piroksen berubah menjadi amphibol dan balasannya amphibol bermetamorfosis biotit.
Kamu mungkin sering memakai akronim untuk mengenang seri reaksi diskontinyu ini seperti 'Olive Pits Are Bitter'. Setiap langkah dari serial diskontinyu ialah pergantian yang sangat berlainan dengan penciptaan mineral baru, jadi perubahan itu bukanlah arus kontinyu yang teratur namun ialah proses yang tidak berkesinambungan.
Dengan terbentuknya biotit, seri diskontinyu secara resimi berakhir namun bisa saja ada keunggulan magma yang belum sepenuhnya mengkristal dan tergantung pada karateristik kimia magma. Misalnya magma cair panas bisa terus mendingin dan membentuk potasium feldspar muskovit atau kuarsa.
Continuous Series Seri reaksi kontinyu terjadi tolong-menolong dengan seri diskontinyu. Dengan cabang yang terus-menerus, kita menyaksikan reaksi tersebut mempunyai lebih banyak reaksi aliran atau berkesinambungan.
Dengan seri berkesinambungan kita melihat mineral plagioklas. Seri ini dimulai dengan mineral suhu tertinggi yaitu plagioklas yang kaya kalsium.
Saat magma mendingin, kalsium diganti dengan sodium. Tapi hal ini terjadi dalam pemikiran gabungan kalsium dan natrium. Jadi plagioklas di tengah rangkaian mampu dianggap mengandung sekitar 50% kalsium dan 50% yodium. Di bagian bawah seri kita melihat plagioklasi kaya sodium.
Dengan melihat "c" atau calsium hadir lebih permulaan dari "s" atau sodium maka kamu dapat menyebut pagioklas kaya kalsium berada di urutan paling atas dan yang kaya sodium berada di urutan paling bawah.
Di postingan ini kita akan membahas ihwal reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik yang merupakan dua model prediksi tentang bagaimana batuan beku mampu terbentuk. Kita pasti ingat bahwa batuan berasal dari pendinginan atau kristalisasi magma yang disebut batuan beku.
Seri Reaksi Bowen Jadi, siapa Bowen dan mengapa orang yang jago batuan beku mengetahui nama tersebut?. Norman Bowen terkenal di golongan Geologi alasannya beberapa eksperimen yang dilakukannya pada tahun 1920 an dan 30an.
Melalui eksperimennya, ia menemukan bahwa mineral mengkristal secara bertentangan dikala mereka mendingin. Hasil penelitiannya menunjukkan kita pemahaman tentang seri reaksi Bowen yang ialah rangkaian kristalisasi magma saat pendinginan terjadi.
Discontinuous Series Saat Bowen menggali pemahamannya tentang proses kristalisasi, ia menyadari bahwa ada dua urutan yang dapat terjadi pada sebuah mineral. Ini disebut seri kontinyu dan seri tidak kontinyu.
Dalam gambar di bawah terlihat, seri terputus-putus ada di sebelah kiri dan mengandung mineral yang tinggi kadar besi dan magnesium. Kita juga bisa mengenali bahwa rangkaian reaksi ini berkembang selama penurunan suhu.
Diagram Reaksi Bowen |
Kemudian dikala magma mulai mendingin, beberapa olivin menjadi piroksen. Seiring pertumbuhan dalam urutan pendinginan, piroksen berubah menjadi amphibol dan balasannya amphibol bermetamorfosis biotit.
Kamu mungkin sering memakai akronim untuk mengenang seri reaksi diskontinyu ini seperti 'Olive Pits Are Bitter'. Setiap langkah dari serial diskontinyu ialah pergantian yang sangat berlainan dengan penciptaan mineral baru, jadi perubahan itu bukanlah arus kontinyu yang teratur namun ialah proses yang tidak berkesinambungan.
Dengan terbentuknya biotit, seri diskontinyu secara resimi berakhir namun bisa saja ada keunggulan magma yang belum sepenuhnya mengkristal dan tergantung pada karateristik kimia magma. Misalnya magma cair panas bisa terus mendingin dan membentuk potasium feldspar muskovit atau kuarsa.
Continuous Series Seri reaksi kontinyu terjadi tolong-menolong dengan seri diskontinyu. Dengan cabang yang terus-menerus, kita menyaksikan reaksi tersebut mempunyai lebih banyak reaksi aliran atau berkesinambungan.
Dengan seri berkesinambungan kita melihat mineral plagioklas. Seri ini dimulai dengan mineral suhu tertinggi yaitu plagioklas yang kaya kalsium.
Saat magma mendingin, kalsium diganti dengan sodium. Tapi hal ini terjadi dalam pemikiran gabungan kalsium dan natrium. Jadi plagioklas di tengah rangkaian mampu dianggap mengandung sekitar 50% kalsium dan 50% yodium. Di bagian bawah seri kita melihat plagioklasi kaya sodium.
Dengan melihat "c" atau calsium hadir lebih permulaan dari "s" atau sodium maka kamu dapat menyebut pagioklas kaya kalsium berada di urutan paling atas dan yang kaya sodium berada di urutan paling bawah.