Blogger Jateng

Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi di Indonesia

Urbanisasi intinya merupakan fenomena migrasi masyarakatdari desa ke kota. Migrasi ini sudah lazim terjadi di aneka macam negara di di dunia termasuk Indonesia. Urbanisasi sangat erat kaitannya dengan tempat perkotaan. 

Di Indonesia sendiri, urbanisasi mulai terjadi setelah tahun 1980an dimana kondisi perekonomian mulai meningkat pesat utamanya di wilayah pusat perkembangan mirip Jakarta dan sekitarnya.
Urbanisasi kini kian tidak terkendali dan menyebabkan terjadinya ketimpangan kawasan dan duduk perkara perkotaan.  Bila tidak diatasi maka akan menjadikan bencana kota yang lebih serius. Lalu apa saja aspek pendorong dan penarik urbanisasi?. Berikut ini beberapa faktor tersebut:
Urbanisasi pada dasarnya merupakan fenomena migrasi penduduk dari desa ke kota Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi di Indonesia
Urbanisasi menciptakan kota semakin padat
Faktor Pendorong 1. Sempitnya lapangan kerja di pedesaan Desa sangat identik dengan wilayah pertanian dengna keistimewaan pekerjaan yang tidak tinggi. Mayoritas sektor yang meningkat ialah pertanian sehingga penduduk perlu mencari lapangan kerja baru di luar aktifitas pertanian.   2. Upah di desa rendah Karena lapangan kerja sedikit dan tidak membutuhkan spesialisasi khusus maka upah di desa pastinya sangat rendah. Namun hal tersebut juga disokong oleh ongkos hidup yang minim di desa. Semakin hari keperluan semakin banyak dan masyarakat membutuhkan penghasilan di atas rata-rata.  3. Adat Istiadat yang Kaku Desa sungguh identik dengan budpekerti istiadat yang mengekang bersahabat setiap kehidupan manusianya. Kadang, metode akhlak yang kaku ini menyebabkan insan tidak bisa berkembang di tengah perkembangan zaman sehingga masyarakat menentukan untuk pergi dari desa mencari keleluasaan.   4. Fasilitas Sosial Minim Sudah terperinci sekali bahwa akomodasi sosial mulai dari pendidikan, kesehatan, hiburan dan ekonomi di desa masih jauh dari yang ada di kota. 
Faktor Penarik 1. Upah Kerja Relatif Tinggi Daerah perkotaan memberikan beragam jenis lapangan kerja dan dengan standar gaji yang relatif tinggi. Spesialisasi pekerjaan dari mulai kelas kuli bangunan, pekerja kantor, kontraktor dan lainnya tersedia di kota. Masyarakat tinggal menentukan pekerjaan apa yang tepat dengan keahliannya.  2. Ajakan dari Saudara Biasanya banyak sekali saudara keluarga yang berhasil di kota lantas menjinjing serta kerabatnya ketika mudik. Cerita keberhasilan mereka menjadi motivasi keluarga lain untuk ikut mengadu nasib di perkotaan.  3. Gaya Hidup Bebas Kota tidak mengenal etika istiadat dan semua perilaku sosial relatif bebas dilakukan. Hali ini yang mendorong beberapa orang untuk pergi meninggalkan kekakuan metode sosial di desa.  4. Fasilitas Sosial Praktis Didapat Beragam kemudahan mulai dari pendidikan, ekonomi, transportasi, telekomunikasi yang bagus sungguh gampang ditemui di kota. Masyarakat akan sangat terpesona untuk mendapatkan beragam akomodasi sosial tersebut.

Baca juga:
Bedanya stalaktit dan stalagmit
Geografi Sesar Lembang Bandung yang mengancam