Longsor atau landslide merupakan fenomena gerakan massa tanah batuan dari atas bukit menuruni lereng dengan kecepatan tinggi. Longsor merupakan peristiwa yang sering terjadi di demam informasi hujan datang dan banyak menelan korban jiwa.
Longsor memang sering terjadi tiba-datang, mendadak dengan waktu singkat namun banyak menelan korban jiwa alasannya sering terjadi ketika malam hari atau penduduk tidak sempat menyelamatkan diri. Baca juga: Jenis-jenis gumuk pasir di dunia
Manusia yang tinggal di daerah beresiko longsor mesti memahami dan mengantisipasi akan hadirnya longsor. Curah hujan, kemiringan lereng, struktur kekompakan tanah dan aktifitas insan memengaruhi terjadinya longsor.
Alam ini telah diciptakan Tuhan dengan tepat dan didesain semoga kehidupan mampu berjalan sebanding. Pada dasarnya morfologi wilayah di Indonesia khususnya yang berbukit semuanya rawan longsor. Tidak ada bukit yang tidak rawan longsor. Bagaimana membuktikan rancangan tersebut?.
Semua mampu diterangkan dengan desain keadaan kritis atau level kritis lereng. Longsor mampu terjadi bilamana keadaan kritisnya sudah maksimum dan terlampaui oleh gangguan. Gangguan ini bisa dipicu oleh aspek alami maupun manusia.
Baca juga:
Dampak letusan gunung api setempat dan global
Ciri daerah suburban atau pinggiran
Gangguan ini juga bisa berupa hadirnya pembebanan gres atau adanya sayatan/pemotongan lereng. Contoh sederhana memahaminya adalah dikala anda membuat teras atau tumpukan pasir di pantai.
Jika tumpukan pasir sudah menjadi gunung dan besar maka pasir akan longsor dengan sendirinya bukan?. Inilah yang disebut beban kritis yang terlampaui. Gambar: foxnews.com
Makara yang namanya benda apapun bergotong-royong di alam ini punya batas kritis masing-masing. Contoh lainnya, sistem kekebalan tubuh insan juga jika sudah melalui batas kritis maka akan terjadi jerawat atau penyakit. Inilah keseimbangan alam. Intinya kita harus mampu mempertahankan semoga batas kritis suatu bukit tidak meningkat.
Kalaupun memang kondisi alamiahnya sudah rawan longsor alasannya adalah faktor kemiringan dan struktur tanah yang labil maka lebih baik pemukiman di sana di relokasi ke kawasan yang aman. Baca juga: Contoh batuan metamorf
Longsor memang sering terjadi tiba-datang, mendadak dengan waktu singkat namun banyak menelan korban jiwa alasannya sering terjadi ketika malam hari atau penduduk tidak sempat menyelamatkan diri. Baca juga: Jenis-jenis gumuk pasir di dunia
Manusia yang tinggal di daerah beresiko longsor mesti memahami dan mengantisipasi akan hadirnya longsor. Curah hujan, kemiringan lereng, struktur kekompakan tanah dan aktifitas insan memengaruhi terjadinya longsor.
 |
| Bencana Longsor di Indoensia |
Semua mampu diterangkan dengan desain keadaan kritis atau level kritis lereng. Longsor mampu terjadi bilamana keadaan kritisnya sudah maksimum dan terlampaui oleh gangguan. Gangguan ini bisa dipicu oleh aspek alami maupun manusia.
Baca juga:
Dampak letusan gunung api setempat dan global
Ciri daerah suburban atau pinggiran
Gangguan ini juga bisa berupa hadirnya pembebanan gres atau adanya sayatan/pemotongan lereng. Contoh sederhana memahaminya adalah dikala anda membuat teras atau tumpukan pasir di pantai.
Jika tumpukan pasir sudah menjadi gunung dan besar maka pasir akan longsor dengan sendirinya bukan?. Inilah yang disebut beban kritis yang terlampaui. Gambar: foxnews.com
Makara yang namanya benda apapun bergotong-royong di alam ini punya batas kritis masing-masing. Contoh lainnya, sistem kekebalan tubuh insan juga jika sudah melalui batas kritis maka akan terjadi jerawat atau penyakit. Inilah keseimbangan alam. Intinya kita harus mampu mempertahankan semoga batas kritis suatu bukit tidak meningkat.
Kalaupun memang kondisi alamiahnya sudah rawan longsor alasannya adalah faktor kemiringan dan struktur tanah yang labil maka lebih baik pemukiman di sana di relokasi ke kawasan yang aman. Baca juga: Contoh batuan metamorf