Blogger Jateng

Pendekatan Kelingkungan/Ekologi dan Contoh Fenomenanya

Setiap objek ilmu pengetahuan intinya sama yakni fenomena di permukaan bumi dan yang membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya adalah tata cara pendekatannya (approach).  

Permukaan bumi ini banyak dibangun oleh gaya alami seperti gaya endogen dan gaya eksogen seperti gunung api, pantai, sungai, danau dan yang lain. 

Baca juga:
Klasifikasi iklim Koppen dan cirinya
Permafrost, fenomena tanah membeku
Akan namun kedatangan manusia dalam ruang permukaan bumi mampu mengganti struktur permukaan bumi itu sendiri. Dalam hal ini akan terjadi ini interaksi antara insan dengan lingkungan. 

Interaksi insan dengna lingkungan ini mampu dianalisa dengan pendekatan ekologi atau kelingkungan. Geografi pada dasarnya ialah ilmu antroposentris yakni menyaksikan insan dalam dua sisi adalah imanen dan transenden. 
Imanen artinya manusia mejadi cuilan dari komponen alam itu sendiri sama halnya seperti binatang dan tumbuhan. Sementara transenden artinya manusia punya tanggung jawab lebih dari mahluk lainnya karena manusia dibekali logika perkiraan. 

Setiap perlakukan terhadap alam mesti dipikirkan matang-matang untuk meminimalkan imbas negatif di lalu hari.
Setiap objek ilmu pengetahuan pada dasarnya sama yaitu fenomena di permukaan bumi dan yang Pendekatan Kelingkungan/Ekologi dan Contoh Fenomenanya
Pemukiman Kumuh Merusak Kondisi Lingkungan
Dalam ekologi dikenal desain "man ecological dominant" artinya manusia mendominasi alam atua lingkungan. Perkembangan peradaban manusia membuat lingkungan berubah drastis dan memiliki efek pada peristiwa atau kerusakan yang muncul seperti polusi, pencemaran, longsor, banjir dan yang lain.
Contoh pendekatan kelingkungan dalam kajian geografi adalah selaku berikut: Longsor merupakan suatu gerakan tanah yang terjadi menuruni lereng secara cepat. Pada dasarnya longsor lazimterjadi jikalau curah hujan tinggi.

Baca juga: Definisi pendekatan spasial keruangan Faktor alami mirip struktur tanah yang kurang baik dengan kemiringan lereng yang curam mampu menjadi aspek terjadinya longsor dikala trend hujan datang. Jika ini yang terjadi maka bukan pendekatan lingkungan yang dipakai alasannya faktor alami ruang yang melakukan pekerjaan (tidak ada aktifitas manusia yang menyebabkan).
Beda halnya bila terjadi longsor, tetapi ini terjadi sebab kawasan lereng bukit contohnya dibentuk lahan pertanian dan tumbuhan keras dihilangkan. Ini pasti memperbesar batas kritis lereng. Saat hujan terjadi maka longsor akan terjadi sebab diawali aktifitas manusia pada lereng tersebut. 

Inilah yang dinamakan pendekatan kelingkungan. Artinya setiap fenomena dalam ruang mampu dikaji secara alamiah dan dengan melihat interaksi manusia di dalamnya.   Baca juga: Perbedaan geografi dan geologi

Gambar: Republika