Blogger Jateng

Menghitung Iklim Schmidt-Ferguson

Klasifikasi iklim beragam dan salah satu model yang banyak digunakan di Indonesia adalah Iklim Schmidt-Ferguson. Mereka menggolongkan iklim dengan indikator utama bulan berair-bulan lembab-bulan kering. 

Klasifikasi ini dikembangkan pada 1950 oleh kedua ahli meteorologi tersebut. Mereka membuat penjabaran khusus ihwal iklim di Indonesia sebab penjabaran Koppen, Thornwaite dan Oldemen dirasa tidak sesuai dipakai di Indonesia. 

Baca juga:
Ini lho, jenis-jenis gumuk pasir di dunia
Kumpulan rumus hitung bagian peta dan pemetaan lengkap
Indikator yang digunakan untuk memilih bulan basah, bulan kering dan bulan basah ialah sebagai berikut: - Bulan Basah (BB) : curah hujan > 100 mm per bulan. - Bulan Lembab (BL) : curah hujan 60-100 mm per bulan - Bulan Kering (BK) : curah hujan < 60 mm per bulan
Schmidt-Ferguson melaksanakan penelitian untuk menentukan kategori bulan di atas kemudian dijumlah rata-ratanya, kesudahannya muncul angka di atas tadi. Rumus untuk menghitung iklim ini memakai Model Q ialah:
Q = banyak bulan kering x 100%        banyak bulan berair
Baca juga: Mau tahu ciri-ciri kawasan karst atau kapur? Hasil dari pengukuran Q tadi yaitu selaku berikut:
Kategori Iklim Schmidt Ferguson
Ingat ya yang diukur itu jumlah bulan nya bukan rata-rata jumlah curah hujan nya. Total ada 12 bulan dalam setahun. Jika telah paham, coba hitung tipe iklim Schmidt Ferguson kota Balikpapan menurut data berikut:
Bulan dan Curah Hujan 1. Januari = 130 mm 2. Februari = 220 mm 3. Maret = 40 mm 4. April = 34 mm 5. Mei = 67 mm 6. Juni = 50 mm 7. Juli = 32 mm 8. Agustus = 23 mm 9. September = 78 mm 10. Oktober = 80 mm 11. Nopember = 189 mm 12. Desember = 200 mm

Baca juga:
Tasikmalaya punya danau atau situ yang indah lho!
Kumpulan soal hitungan geografi bagian peta 
Pengertian, teladan rancangan lokasi adikara dan relatif