Dua ahad kemudian aku menunjukkan tugas individual terhadap siswa kelas XI untuk menciptakan kliping yang bertemakan good governance. Kliping ini ialah peran mata pelajaran PKN. Ya, meski saya sejatinya ialah ILMUGURU namun di sekolah aku diperbantukan untuk mengajar PKN.
Makara ceritanya saya menunjukkan kode terhadap anak untuk menciptakan kliping yang bertemakan topik tadi yang nantinya dipresentasikan di depan kelas. Tugas ini mesti dilakukan dalam waktu satu minggu. Anak-anak diminta mencari gosip di koran yang menampung gosip ihwal informasi ketidakadilan di negeri ini atau seputar tata pemerintahan.
Saya menawarkan aba-aba agar anak membaca terlebih dulu isi gosip semoga ia mampu menyampaikannya di depan kelas. Namun dikala tiba hari pengumpulan dan presentasi, ternyata hampir 50% anak masih belum mengetahui wacana bagaimana cara menciptakan kliping yang manis.
Ada yang cuma copas dari internet lalu di print, ada juga yang gosip nya tidak cocok dengan tema alias asal comot dan dikumpul saja. Jelas aku tak maumemberi nilai cantik untuk hasil mirip tadi.
Dari pengalaman tersebut terang telihat bahwa memang mentalitas anak kita masih 1. sembarang pilih 2. tidak mau memberikan yang terbaik 3. copas mentah 4. yang penting ada 5. tak maubaca
Saat anak penyajian pun sebagian besar hanya baca dan tidak mengetahui isi isu padahal yang saya inginkan adalah penguasaan bahan dan komunikasi yang bagus. Inilah tantangan pendidikan kita dikala ini. Masih banyak bawah umur kita yang mentalitasnya lemah dan perlu dibenahi.
Ya gampang-mudahan saja dengan seiring bertambahnya usia, mereka akan sadar dan bisa menjadi seorang pembelajar yang bagus. Memang memanusiakan insan itu sulit dan perlu waktu panjang. Tetap semangat guru Indonesia!
Makara ceritanya saya menunjukkan kode terhadap anak untuk menciptakan kliping yang bertemakan topik tadi yang nantinya dipresentasikan di depan kelas. Tugas ini mesti dilakukan dalam waktu satu minggu. Anak-anak diminta mencari gosip di koran yang menampung gosip ihwal informasi ketidakadilan di negeri ini atau seputar tata pemerintahan.
Saya menawarkan aba-aba agar anak membaca terlebih dulu isi gosip semoga ia mampu menyampaikannya di depan kelas. Namun dikala tiba hari pengumpulan dan presentasi, ternyata hampir 50% anak masih belum mengetahui wacana bagaimana cara menciptakan kliping yang manis.
Ada yang cuma copas dari internet lalu di print, ada juga yang gosip nya tidak cocok dengan tema alias asal comot dan dikumpul saja. Jelas aku tak maumemberi nilai cantik untuk hasil mirip tadi.
Inikah Kliping? |
Saat anak penyajian pun sebagian besar hanya baca dan tidak mengetahui isi isu padahal yang saya inginkan adalah penguasaan bahan dan komunikasi yang bagus. Inilah tantangan pendidikan kita dikala ini. Masih banyak bawah umur kita yang mentalitasnya lemah dan perlu dibenahi.
Ya gampang-mudahan saja dengan seiring bertambahnya usia, mereka akan sadar dan bisa menjadi seorang pembelajar yang bagus. Memang memanusiakan insan itu sulit dan perlu waktu panjang. Tetap semangat guru Indonesia!