Peta tanah merupakan peta yang dibentuk untuk menggambarkan sebaran taksa tanah dalam kaitannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi. Pada setiap peta tanah akan digambarkan garis-garis batas (delineasi) tanah-tanah yang dijumpai di lapangan.
Garis batas tersebut berbentukpoligon-poligon yang digambarkan pada peta tanah yang umum disebut satuan peta tanah, ialah badan tanah yang mewakili keadaan bahu-membahu di lapangan.
Menurut cara penyajiannya, peta tanah dibedakan menjadi empat jenis yakni: 1. Peta tanah bersimbolkan titik (Point soil maps) Peta yang menunjukkan lokasi titik-titik observasi yang sesungguhnya dilakukan, disertai dengan nama taksa (kelas) tanah atau satu atau lebih sifat-sifat tanah. Peta ini memperlihatkan beberapa laba ialah mampu menghidangkan secara eksklusif apa saja dan dimana telah dilakukan observasi.
Pengamatan cuma dilaksanakan pada beberapa lokasi, sehingga tidak seluruh tempat survey diperhatikan. Dalam peta ini tidak mampu diberlakukan pemodelan keanekaragaman spasial.
2. Peta tanah poligon kelas-areal Daerah survey dibagi atas beberapa poligon dengan memakai garis batas secara tegas. Masing-masing poligon diberi simbol dengna nama kelas dan tiap-tiap kelas diterangkan dalam legenda. Hampir semua peta survey tanah dihidangkan dalam bentuk peta dalam kalangan ini dan mampu disajikan dengan versi vektor dalam Sistem Informasi Geografi.
Secara konseptual, peta ini memenuhi versi diskrit dari kombinasi spasial. Variasi yang memangkas lanskap mampu dibedakan dengan batas tegas dalam tempat yang relatif homogen. Variasi ini memilih pembagian hierarki dari daerah yang dipetakan ke dalam masing-masing kelas dan kemudian ke dalam delineasi perorangan. Masing-masing delineasi tergolong dalam cuma satu kelas legenda.
Nama lain peta ini yakni peta tanah chrolopleth, yaitu peta yang memakai gradasi rona atau warna yang berlainan untuk menghidangkan perbedaan satuan peta. Contohnya peta kesesuaian lahan untuk flora tertentu.
3. Peta Lapangan Kontinyu yang dibuat dengan metode interpolasi. Peta ini lazimnya dihidangkan dengan isoline atau pada grid halus model raster. Peta ini memerlihatkan kontinuitas sebaran sifat tanah yang diduga dengan jalan interpolasi. Secara konseptual peta ini menyanggupi versi kontinyu dari variasi spasial. Tidak ada batas yang tegas, semua kombinasi yang memangkas lanskap dianggap kontinyu.
4. Peta Lapangan Kontinyu yang dibentuk lewat observasi pribadi di seluruh daerah survey. Pada peta ini terdapat pengukuran aktual yang dilaksanakan pada tiap-tiap titik. Peta ini umumnya disuguhkan dalam peta grid. Peta ini memerlihatkan sebaran sifat tanah kontinyu yang diukur.
Peta mirip ini sudah jarang dipakai dan ketika ini cuma digunaka dari parsel individu untuk "precision farming". Contoh biasa yaitu peta elevasi, indeks vegetasi (bukan peta tanah) yag menggunakan pinjaman wahana satelit atau pesawat terbang atau survey lapangan.
Sumber: http://fyi.uwex.edu/
Garis batas tersebut berbentukpoligon-poligon yang digambarkan pada peta tanah yang umum disebut satuan peta tanah, ialah badan tanah yang mewakili keadaan bahu-membahu di lapangan.
Menurut cara penyajiannya, peta tanah dibedakan menjadi empat jenis yakni: 1. Peta tanah bersimbolkan titik (Point soil maps) Peta yang menunjukkan lokasi titik-titik observasi yang sesungguhnya dilakukan, disertai dengan nama taksa (kelas) tanah atau satu atau lebih sifat-sifat tanah. Peta ini memperlihatkan beberapa laba ialah mampu menghidangkan secara eksklusif apa saja dan dimana telah dilakukan observasi.
Pengamatan cuma dilaksanakan pada beberapa lokasi, sehingga tidak seluruh tempat survey diperhatikan. Dalam peta ini tidak mampu diberlakukan pemodelan keanekaragaman spasial.
2. Peta tanah poligon kelas-areal Daerah survey dibagi atas beberapa poligon dengan memakai garis batas secara tegas. Masing-masing poligon diberi simbol dengna nama kelas dan tiap-tiap kelas diterangkan dalam legenda. Hampir semua peta survey tanah dihidangkan dalam bentuk peta dalam kalangan ini dan mampu disajikan dengan versi vektor dalam Sistem Informasi Geografi.
Secara konseptual, peta ini memenuhi versi diskrit dari kombinasi spasial. Variasi yang memangkas lanskap mampu dibedakan dengan batas tegas dalam tempat yang relatif homogen. Variasi ini memilih pembagian hierarki dari daerah yang dipetakan ke dalam masing-masing kelas dan kemudian ke dalam delineasi perorangan. Masing-masing delineasi tergolong dalam cuma satu kelas legenda.
Nama lain peta ini yakni peta tanah chrolopleth, yaitu peta yang memakai gradasi rona atau warna yang berlainan untuk menghidangkan perbedaan satuan peta. Contohnya peta kesesuaian lahan untuk flora tertentu.
Contoh Peta Tanah |
4. Peta Lapangan Kontinyu yang dibentuk lewat observasi pribadi di seluruh daerah survey. Pada peta ini terdapat pengukuran aktual yang dilaksanakan pada tiap-tiap titik. Peta ini umumnya disuguhkan dalam peta grid. Peta ini memerlihatkan sebaran sifat tanah kontinyu yang diukur.
Peta mirip ini sudah jarang dipakai dan ketika ini cuma digunaka dari parsel individu untuk "precision farming". Contoh biasa yaitu peta elevasi, indeks vegetasi (bukan peta tanah) yag menggunakan pinjaman wahana satelit atau pesawat terbang atau survey lapangan.
Sumber: http://fyi.uwex.edu/