Blogger Jateng

Ciri-Ciri Wilayah Suburban atau Fringe

Di sekitar pusat kota biasanya ada daerah dengna beragam tata guna lahan terutama untuk pemukiman penduduk. Pertumbuhan kota ke arah luar melahirkan daerah pinggiran kota yang dalam kamus geografi disebut suburan, suburbia atau fringe. (Sub artinya bawah, urbis artinya kota).
Memang pada periode Romawi, alasannya adalah kota itu diabtas oleh benteng yang tinggi maka daerah di luar kota akan berada di luar benteng. Lebih ke luar lagi dinamakan rus atau pedesaan. Rus ini merupakan awal dari kata rural atau kawasan pedesaan.
Dalam bahasa Inggris dipakai juga ungkapan fringe untuk suburbian atau dalam bahasa Indonesia artinya daerah pinggiran. Karena perkembangan kota dan pedesaan sendiri melahirkan urbanisasi maka timbul kawasan antara kota dan desa yang dinamakan rural-urban fringe yang hakikatnya mampu sebagai bagian dari kota maupun desa. Baca juga: Definisi peristiwa kekeringan
Di sekitar pusat kota biasanya ada wilayah dengna bermacam Ciri-Ciri Wilayah Suburban atau Fringe
Kondisi Daerah Suburban
Kurtz dan Eicher mengajukan lima definisi dari rual-urban fringe dari berbagai refensi adalah: a. Kawasan dimana acuan penggunaan lahan rural dan urban saling berjumpa atau mendesak ke batas kota. b. Rural-urban fringe mencakup semua suburban, kota satelit dan teritorial lain yang berlokasi eksklusif di luat kota dimana tenaga kerja terlibat di bidang non agraris. c. Suatu tempat yang lokasinya di luar perbatasan kota yang resmi namun masih ada di dalam jarak melaju (commuting distance). d. Kawasan di luar kota yang penduduknya berkiblat ke kota. e. Suatu daerah pedesaan yang terbuka dan dihuni oleh penduduk yang melakukan pekerjaan di kota. f. Suatu kawasan dimana berjumpa mereka yang melaksanakan pekerjaan di kota atau di desa.
Jika kembali ke tahun 1940 an, persoalan rural-ruban fringe masih sederhana sekali. Secara geografis cukup dibilang bahwa wilayah suburbia itu non mans lands. Ada pendekatan lain juga dari Nichols ialah bila orangnya agraris maka masuk rural tetapi jikalau non agraris masuk urban, sesederhana itukah?.
Ciri-Ciri Sub Urban Ada empat aspek tumbuhnya kawasan pinggiran berdasarkan geograf Whynne-Hammond: Pertama, meningkatnya pelayanan angkutankota seperti moda trem, bis kota, kereta dan yang lain yang mempermudah orang untuk bertempat tinggal jauh dari daerah kerjanya. 

Ditambah lagi sehabis tumbuhnya pasar kendaraan bermotor langsung maka terjadilah eksploitasi kawasan suburban. Sekarang lahan-lahan kosong di pedesaan menjadi kawasan perumahan masyarakatpindahan dari kota. Harga murah juga menjadi pendapatutama. 
Kedua, bertambahnya masyarakatsuburban alasannya adanya rus urbanisasi atau penduduk baru dari wilayah di sekitarnya. Ketiga, meningkatknya taraf hidup atau kemakmuran masyarakatsuburban, memungkinkan orang mendapatkan rumah yang lebih elok entah itu menyewa atau membeli sendiri. 

Baca juga:
Geografi negara Perancis
Geografi negeri kincir angin Belanda
Keempat ialah maraknya akomodasi kredit rumah murah yang melancarkan jual beli rumah murah. Masyarakat dengan penghasilkan pas-pasan pun sekarang mampu berbelanja rumah dengan cepat lewat jalur kredit. 
Secara spasial, suburban ini terletak di agricultural hinterland namun secara ekologis ialah daerah yang menjadi sasaran invasi penduduk gres serta bangunan gres. Dapat disimpulkan bahwa suburban ini dibangun tanpa planning sehingga terkesan acak-acakan. 

Ini sebab pertumbuhan di kutub kemajuan sungguh pesat sehingga insan tidak menimbang-nimbang kawasan pinggiran ini. Baca juga: Terbentuknya gurun pasir di bumi

Daerah suburban ini juga sering mejadi incaran kaum elit yang telah tidak bisa membeli lahan di pusat kota sehingga beralih ke daerah pinggiran. Batas niscaya untuk kawasan suburban ini masih imajiner namun secara kasat mata bisa dilihat dari berbagai aspek mirip adanya pemukiman yang berdempetan dengan sawah misalnya atau ada perkampungan yang dibelakangnya ada tembok batas pagar pemukiman mewah contohnya.