Blogger Jateng

Sejarah Pertanian Berkelanjutan

Pertanian merupakan aktivitas manusia yang telah ada sejak usang namun rancangan pertanian berkelanjutan baru dikemukakan pada kurun 20 ini. Pada dasarnya metode pertanian yang berkelanjutan adalah back to nature yakni sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan sepadan dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada prinsip lingkungan.
Sebelum tahun 1920 pemanfaatan sumber daya alam masih melanggar prinsip ekologi seperti teknologi modern, penggunaan pupuk kimia, pestisida dan bahan kimia untuk memacu produktifitas aktivitas pertanian. Hal ini menyebabkan hasil yang besar namun menyebabkan alam menjadi rusak. Baca juga: Fase transisi demografi
Pertanian merupakan kegiatan manusia yang sudah ada sejak  Sejarah Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Berkelanjutan Abad 21, pic: http: pujiangforum.org
Setelah tahun 1920 timbul kesadaran terhadap lingkungan dalam pengelolaan kegiatan pertanian seperti berikut: a. Tahun 1920 timbul desain eco agriculture di Amerika Serikat selaku penyelesaian atas kerusakan lahan dan peristiwa pengikisan. b. Tahun 1940 mulai adanya keseimbangan antara penggunaan teknologi kimia dan biologi lewat rancangan pengendalian hama dan penyakit (biological control for pest and disease). c. Setelah Perang Dunia II (1939-1945) adalah terjadi peningkatan produktifitas industri pertanian dengan memakai bahan-bahan kimia dan rekayasa teknologi pertanian sehingga terjadi krisis energi dunia yang mencapai puncaknya tahun 1970 an. Peristiwa-peristiwa lain yang terjadi dalam kemajuan acara pertanian adalah selaku berikut:

a. Terciptanya rekayasa genetika atau bio engineering yaitu manipulasi gen yang berencana untuk mendapatkan organisme yang unggul. Contohnya benih padi yang mengandung toksin, sehingga hama walang angit, wereng atau tikus akan mati sesudah menggigitnya. Kelemahannya adalah masih disangsikan keamanannya untuk disantap insan. Baca juga: Aspek geografi itu apa?
b. Munculnya paradigma modernisasi yang disebut revolusi hijau. Melalui revolusi hijau maka bikinan pangan meningkat di dunia dan mampu menanggulangi problem kekurangan pangan di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Revolusi Hijau berencana mengubah peranian tradisional menjadi pertanian terbaru. Dampak negatif dari usaha ini yaitu terjadinya degradasi lahan, kerusakan hutan, penurunan program hayati, penurunan kesuburan tanah, salinitas dan abrasi.
c. Pemakaian benih varietas unggul, pupuk kimia, obat pestisida banyak dipraktekkan tetapi dampaknya berbahaya bagi tubuh alasannya bersifat racun.
Baca juga: mau lihat cakrawala di Kalibiru?