Pernah tidak sengaja minum air laut?, asin kan?. Apakah semua air maritim itu kadar asinnya sama?. Kadar keasinan atau salinitas laut ternyata tidaklah sama. Ada beberapa aspek yang memengaruhi perbedaan kadar salinitas maritim.
Tiga aspek penting yang memengaruhi salintas bahari yaitu curah hujan, penguapan dan angin. Curah hujan menenteng air tawar menuju bahari dan menurunkan kadar garam. Laju penguapan dari air bahari juga berpengaruh alasannya akan menghilangkan molekul air dan meninggalkan kristal garam di belakang.
Di kawasan dengan penguapan tinggi sebab pemanasan dan angin, maka konsentrasi garam dalam air akan meningkat. Oleh hasilnya di wilayah yang terkena badai umumnya mempunyai nilai salinitas yang lebih tinggi. Salinitas laut diukur dalam angka per 1000 (part per thousand). Nilai salinitas diangap normal bila meraih 35 ppt sementara jika dibawah itu dianggap rendah.
Di kawasan ekuator dimana curah hujan tinggi, salinitas laut jarang melebihi 34 ppt. Salinitas paling rendah terjadi di daerah dekat kurub dimana angka salinitas meraih kurang dari 32 ppt. Atlantik punya kadar garam yang tinggi alasannya disana dilewati angin puting-beliung dan tidak banyak hujan.
Ada penggalan dari bahari di mana nyaris tidak ada hujan turun angin kering namun hangat menjadikan banyak penguapan. penguapan ini meniadakan air - dikala uap air naik ke atmosfer, ia meninggalkan garam di belakang, sehingga salinitas air bahari meningkat. Hal ini menyebabkan air laut menjadi lebih padat.
Anda dapat melihat di peta bahwa utara dan selatan Atlantic memiliki kadar garam yang tinggi - ini yaitu tempat di mana ada angin puting-beliung dan tidak banyak hujan.
Laut Mediterania di Eropa punya salinitas sungguh tinggi nyaris 38 ppt atau lebih alasannya adalah penguapan yang tinggi daripada curah hujan dan jumlah air tawar yang masuk ke sungai. Contoh lain ialah Laut Mati di Yordania dengan kadar garam yang sangat tinggi sehingga objek mampu mengapung di atasnya.
Di belahan lain, beberapa laut punya curah hujan tinggi. Air tawar yang masuk mengencerkan air bahari, menurunkan kadar salinitas dan mengurangi densitas. Air laut juga bisa kurang garam bila akrab tanah atau sungai. Laut di sekeliling kawasan Antartika punya salinitas rendah sebab pencairan gletser dan es.
Laut Baltik hampir tertutup oleh Eropa Utara dan Skandinavia sehinga salintasnya kurang dari 10 ppt karena banyak sungai yang bermuara dari Skandinavia menuju Baltik.
Perbedaan angka antara 34ppt dan 36ppt salinitas tidak terdengar sungguh banyak, namun itu sudah cukup untuk mengakibatkan perbedaan dalam kepadatan atau densitas. Bahkan sedikit air bahari lebih padat kerapatannya akan tenggelam di bawah air laut yang kurang padat.
Namun, efeknya lebih besar jika air asin menjadi acuh taacuh, alasannya suhu memiliki imbas lebih besar terhadap kepadatan sedangkan salinitas tidak. Kombinasi kadar garam yang tinggi dan suhu rendah membuat air maritim begitu padat sehingga tenggelam ke dasar maritim dan mengalir di cekungan bahari sedalam (arus lambat). Baca juga: Pembahasan KSK Geografi
Tiga aspek penting yang memengaruhi salintas bahari yaitu curah hujan, penguapan dan angin. Curah hujan menenteng air tawar menuju bahari dan menurunkan kadar garam. Laju penguapan dari air bahari juga berpengaruh alasannya akan menghilangkan molekul air dan meninggalkan kristal garam di belakang.
Di kawasan dengan penguapan tinggi sebab pemanasan dan angin, maka konsentrasi garam dalam air akan meningkat. Oleh hasilnya di wilayah yang terkena badai umumnya mempunyai nilai salinitas yang lebih tinggi. Salinitas laut diukur dalam angka per 1000 (part per thousand). Nilai salinitas diangap normal bila meraih 35 ppt sementara jika dibawah itu dianggap rendah.
Di kawasan ekuator dimana curah hujan tinggi, salinitas laut jarang melebihi 34 ppt. Salinitas paling rendah terjadi di daerah dekat kurub dimana angka salinitas meraih kurang dari 32 ppt. Atlantik punya kadar garam yang tinggi alasannya disana dilewati angin puting-beliung dan tidak banyak hujan.
Laut Mati punya kadar salinitas tertinggi di dunia, pic: grandeasthotel |
Anda dapat melihat di peta bahwa utara dan selatan Atlantic memiliki kadar garam yang tinggi - ini yaitu tempat di mana ada angin puting-beliung dan tidak banyak hujan.
Laut Mediterania di Eropa punya salinitas sungguh tinggi nyaris 38 ppt atau lebih alasannya adalah penguapan yang tinggi daripada curah hujan dan jumlah air tawar yang masuk ke sungai. Contoh lain ialah Laut Mati di Yordania dengan kadar garam yang sangat tinggi sehingga objek mampu mengapung di atasnya.
Di belahan lain, beberapa laut punya curah hujan tinggi. Air tawar yang masuk mengencerkan air bahari, menurunkan kadar salinitas dan mengurangi densitas. Air laut juga bisa kurang garam bila akrab tanah atau sungai. Laut di sekeliling kawasan Antartika punya salinitas rendah sebab pencairan gletser dan es.
Laut Baltik hampir tertutup oleh Eropa Utara dan Skandinavia sehinga salintasnya kurang dari 10 ppt karena banyak sungai yang bermuara dari Skandinavia menuju Baltik.
Perbedaan angka antara 34ppt dan 36ppt salinitas tidak terdengar sungguh banyak, namun itu sudah cukup untuk mengakibatkan perbedaan dalam kepadatan atau densitas. Bahkan sedikit air bahari lebih padat kerapatannya akan tenggelam di bawah air laut yang kurang padat.
Namun, efeknya lebih besar jika air asin menjadi acuh taacuh, alasannya suhu memiliki imbas lebih besar terhadap kepadatan sedangkan salinitas tidak. Kombinasi kadar garam yang tinggi dan suhu rendah membuat air maritim begitu padat sehingga tenggelam ke dasar maritim dan mengalir di cekungan bahari sedalam (arus lambat). Baca juga: Pembahasan KSK Geografi